23 Desember 2017
24 Desember 2014
Berdekatan dengan Tebing Breksi kami mengunjungi situs peninggalan kerajaan Istana Ratu Boko. Salah satu lokasi syuting AADC 2 juga. Situs ini berada di atas bukit, lebih sejuk daripada Tebing Breksi. Pintu masuk situs ditandai dengan gapura candi besar yang merupakan titik sunset Istana Ratu Boko.
Tak terasa setengah perjalanan sudah kami lalui, hari keempat di Yogyakarta kami pergi ke tempat yang lebih tinggi. Kembali lagi ke Kabupaten Bantul, kali ini tujuan kami Hutan Pinus Mangunan. Rute jalan yang berkelok dan menanjak sedikit menyulitkan laju motor, setelah satu jam lebih akhirnya sampailah kami di..
Hutan Pinus Mangunan
Rimbunnya pepohonan membuat hawa disini lebih dingin, jauh berbeda dengan pusat kota. Biaya retribusi tiket masuk kawasan Hutan Pinus sangatlah murah, hanya 2.500 rupiah. Deretan pohon pinus menjulang tinggi tampak seperti tiang-tiang alam yang menyejukkan, hanya saja ketika musim hujan tanah disini sangat licin sehingga perlu memperhatikan langkah saat berjalan.
Terdapat beberapa ayunan dan tempat duduk kayu untuk berfoto atau sekedar bersantai. Di dekat loket ada persewaan hammock yang dibandrol 10.000 rupiah per satuannya. Naik sedikit ada taman bunga dengan spot-spot foto menarik, terbukti dengan banyaknya wisatawan yang antri untuk mendapatkannya.
Terdapat beberapa ayunan dan tempat duduk kayu untuk berfoto atau sekedar bersantai. Di dekat loket ada persewaan hammock yang dibandrol 10.000 rupiah per satuannya. Naik sedikit ada taman bunga dengan spot-spot foto menarik, terbukti dengan banyaknya wisatawan yang antri untuk mendapatkannya.
Saat menuju ke Hutan Pinus di perjalanan terdapat beberapa wisata lain yang lokasinya berdekatan yaitu Songgo Langit dan Kebun Buah Mangunan. Karena tergiur foto di instagram kami pun menuju Seribu Batu Songgo Langit yang terkenal dengan rumah hobbit nya.
Ekspetasi kami buyar ketika melihat kerumunan orang di rumah hobbit, sungguh tidak ada space untuk kami mengambil foto. Dengan kecewa kami pun mencari spot lain yang lebih sepi. Tempat wisata keluarga ini sangat ramai mengingat saat ini akhir pekan dan musim liburan. Bagi yang sedang berwisata dengan keluarga disini ada wahana flying fox dan tempat bermain anak-anak.
Untuk mencapai puncak Songgo Langit kita harus mendaki cukup jauh, tiga teman lainnya memilih tidak ikut sedangkan aku dan satu teman mendaki ke puncak. Setelah mendaki sekitar 1 jam sampailah kami di puncak, lelah kami terbayar dengan pemandangan indah yang disajikan alam, dari atas sini pepohonan hijau terlihat seperti permadani yang bersentuhan langsung dengan biru nya langit.
Setelah dari Songgo Langit awalnya kami berniat mampir juga ke Kebun Buah Mangunan, namun karena sudah terlalu sore jadi kami memilih untuk kembali ke penginapan, berbahaya jika melewati jalan curam berkelok di malam hari dengan sepeda motor.
Ketika malam tiba, kami mengunjungi salah satu kuliner yang pernah dijadikan lokasi syuting Ada Apa Dengan Cinta 2 (AADC 2). Ternyata letak nya sekitar 6 km dari penginapan.
Sate Klathak Pak Bari
Berlokasi di Jalan Wonokromo Yogyakarta warung sate ini sangat ramai pembeli. Yang khas dari kuliner ini tusuk satenya adalah ruji sepeda, eits tapi bukan ruji bekas ya, semua tusuk satenya baru dan bersih kok. Sebenarnya ada beberapa warung sate klathak sepanjang perjalanan, namun karena the power of media social, Sate Klathak Pak Bari lah yang paling terkenal.
Setelah menumpuk pesanan kami harus menunggu 1 jam lebih karena memang banyak sekali antriannya, tak jarang ketika dipanggil orang yang pesan sudah pergi karena tidah sabar menunggu. Penantian panjang akhirnya berakhir, pesanan kami datang, rasa sate nya biasa saja seperti hanya dibumbui garam dan bawang, malah menurutku rasa tongseng nya yang juara. Harga sate per tusuknya 8.000 rupiah dan harga tongseng 20.000 rupiah per porsi.
24 Desember 2014
Pagi ini kami awali dengan sarapan di tempat kuliner legendaris Yogyakarta yang sudah berdiri sejak awal 1990 an "Mie Ayam Bu Tumini" hanya 2 km dari penginapan kami. Jam buka warung ini pukul 10, sedangkan kami datang pukul 9, terlalu cepat 1 jam.
Akhirnya kami menunggu lagi, beruntung kami datang paling awal karena ternyata jam 9.30 warung ini sudah penuh antrian. Yang khas dari mie ayam ini adalah kuah kentalnya yang seperti kari, dan setelah mencoba rasanya memang enak, tidak sia-sia kami menunggu hehe.
Akhirnya kami menunggu lagi, beruntung kami datang paling awal karena ternyata jam 9.30 warung ini sudah penuh antrian. Yang khas dari mie ayam ini adalah kuah kentalnya yang seperti kari, dan setelah mencoba rasanya memang enak, tidak sia-sia kami menunggu hehe.
Perjalanan berlanjut, kami kembali lagi ke Kabupaten Sleman, seorang teman merekomendasikan untuk mengunjungi Tebing Breksi. Seperti halnya ke Candi Prambanan perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam kali ini jalan sedikit naik.
Tebing Breksi
Melihat pemandangan disini jadi teringat salah satu bukit kapur di Madura, Tebing-tebing tinggi yang jarang tanaman membuat cuaca yang panas terasa makin menyengat, saking panas nya aku tidak ingin melepas kacamata. Rombongan wisatawan memadati tempat ini, spot-spot foto dipenuhi antrian panjang dan tentu saja seperti biasa, kami memilih yang tidak begitu ramai.
Di bagian bawah tebing ada spot foto dengan burung hantu, yang sudah jinak pastinya. Aku pun tertarik mencoba.
Berdekatan dengan Tebing Breksi kami mengunjungi situs peninggalan kerajaan Istana Ratu Boko. Salah satu lokasi syuting AADC 2 juga. Situs ini berada di atas bukit, lebih sejuk daripada Tebing Breksi. Pintu masuk situs ditandai dengan gapura candi besar yang merupakan titik sunset Istana Ratu Boko.
Berbeda dengan Candi Prambanan, Candi Ratu Boko terdiri atas beberapa bangunan terpisah dengan bentuk berbeda-beda, batuannya tidak mengerucut seperti candi pada umumnya. Ada yang seperti benteng, kolam, dan sebagainya, kurang lebih ada 10 spot bangunan. Seluruh area situs ini di tumbuhi rumput hijau rapi yang tampak seperti rumput golf.
Setelah puas berkeliling kami duduk santai di hamparan rumput luas depan sunset point bersama ratusan pengunjung lain. Peralatan kamera sudah menghadap ke barat bersiap untuk memotret. Katanya sunset disini adalah salah satu yang terbaik di Yogyakarta.
Puas menikmati sunset kami kembali ke pusat kota dan membeli beberapa oleh-oleh di Malioboro.
Hari kepulangan.. perjalanan di Yogyakarta tidak hanya terekam indah di kamera, namun juga terdokumentasi dengan baik di hati kami. Pukul 7 pagi KA Sri Tanjung menjemput 5 sekawan ini kembali ke tempat asal, Surabaya.
Komentar
Posting Komentar