Beberapa kali melihat konten video yang isinya “berjalan lebih cepat banyak resikonya” “bayi perlu melewati fase merangkak lebih lama” “mudah jatuh karena terlalu awal berjalan” terus lagi komen nya yang malah nuduh “bisa jalan karena dipaksa belum waktunya”. Lalu aku mengingat lagi bagaimana proses Ralina berjalan, apakah aku memaksa? apakah aku stimulasi secara berlebihan?
Hal yang
seringkali aku lakukan adalah membiarkan dia bermain dan eksplor, Ralin mulai
merangkak di usia 7 bulan setelah lebih sering aku lepas di lantai, sebelumnya
sering dikasur tidak menunjukkan tanda-tanda merangkak. Usia 8 bulan dia mulai
ingin meraih sesuatu diatasnya saat merangkak seperti meja dan sofa di ruang
tamu, ketika sudah bisa meraih / melakukan sesuatu dia punya kecenderungan
untuk terus menerus mengulang, jadilah umur 8 bulan sudah lancar berdiri dengan
pegangan, disini aku mulai stimulasi dengan mainan dan benda untuk dia raih,
dan perlahan dia mulai merambat, kalo sudah merasa bisa seperti biasa yang dia
lakukan mengulang-ulang lagi merambat dari 1 sofa ke sofa lain, dari meja ke
sofa, ruang tamu jadi playground favoritnya.
Ketika aku
stimulasi diberdirikan dan dilepas Ralin gak bisa lama berdiri, disini aku
belajar kalau dia lebih senang melakukan hal atas kemauannya sendiri. Memasuki
usia 9 bulan dia mulai sering ‘kelupaan pegangan’ awalnya berdiri dengan
tumpuan seperti biasa, terus pegang mainan pakai 2 tangan berdiri sendiri, posisi
ini bertahan cukup lama. Disini Ralin sudah mulai sering berdiri sendiri tapi
takut melangkah, kalo berdiri dan gak ada yang bisa dipegang dia memilih untuk
jongkok terus merangkak. Gerakan berdiri-jongkok-duduk-merangkak ini makin
sering dia lakukan, proses memperkuat otot kaki.
Aku sengaja
tidak memberi baby walker / push walker karena perabotan dirumah menurutku
sudah cukup untuk stimulasinya. Lalu bagaimana kalau jalan sambil di titah? Wuusshhh gak bisa jalan pelan,
tapi seperti proses belajar jalan pada umumnya, dada duluan yang maju. Ketika pegangan dilepas langsung
diam tak bergerak, terus duduk dan merangkak lagi. Kekurangannya lagi dari
proses men-titah ini adalah capek bundd.. yang tua yang pegel haha, jadi akupun
juga jarang men-titah.
Di usia 9 bulan
setengah dia mulai bisa 1-2 langkah untuk pindah dari sofa ke meja tanpa
pegangan. Disini dia sudah mulai percaya diri dan merasa kakinya lebih kuat.
Tapi untuk berpindah masih dominan merangkak. It’s OK aku gak pernah memburu
anak agar cepat berjalan. Usia 10 bulan kurang seminggu langkahnya lebih
banyak, Ketika di minta “sini peluk ibu” dia bisa berjalan 4-5 langkah dan
menjatuhkan tubuhnya di pelukanku. Yang paling berkesan, pernah aku lagi
beres-beres di kamar, dia main sama kakek neneknya di ruang tamu merambat
seperti biasa. Tiba2 dia masuk kamar dengan berjalan sendiri sambil
senyum-senyum tanpa ada yang nyuruh, terharu banget dia bisa jalan secara
spontan nyamperin ibunya di kamar :’)
Dari semua proses
diatas apakah anakku over stimulasi? Aku rasa tidak, karena aku gak pernah
memaksa dia untuk berjalan, dia sudah melalui proses merangkak kurang lebih 3
bulan, pun sekarang kalo capek jalan pun dia masih merangkak. Everything is fine. Setiap anak itu
hebat dan cerdas dengan caranya masing-masing, let them explore, stimulasi
seperlunya, saat dia jatuh dalam proses belajar berjalan itu wajar, peluklah
& beri semangat. Gak perlu dibanding - bandingkan mana yang terlalu cepat
atau terlalu lambat, kalau masih ragu konsultasikan tumbuh kembangnya dengan
DSA yang memang expert.
Komentar
Posting Komentar